Senin, 23 Juli 2012

Makalah MANAJEMEN ORGANISASI


MANAJEMEN ORGANISASI


 





Di ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen
Organisasi Jurusan Tarbiyah Prodi  Manajemen Pendidikan Islam (MPI )
Semester IV
Oleh
Haridas
08.3T.0101


SEKOLAH  TINGGI  AGAMA  ISLAM  NEGERI (STAIN)
WATAMPONE
2010


DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGATAR…………..……………………………………………..………..i
DAFTAR ISI………………….………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….1
A.    Latar Belakang………………………………………………………...1
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………..1
C.     Tujuan Masalah……………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….2
A.    Defenisi Organisasi…..…….………………………………………….2
B.     Stuktur  Organisasi…..………………………………………………..3
C.     Bentuk-bentuk Organisasi...…………………………………………..3
D.    Organisasi formal dan Informal…………………………………….....8
E.     Departementasi………………………………………………………..8
F.      Rentang Manajemen…………………………………………………12
BAB III  PENUTUP…………………………………………………………………13
A.    Kesimpulan ………………………………………………………….13
B.     Saran ………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak bentuk organisasi di masyarakat, misalnya negara, partai politik, perkumpulan masyarakat, bahkan bentuk organisasi yang paling kecil yaitu keluarga dan lain sebagainya. Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum, yaitu sebagai suatu lembaga atau fungsional, seperti perguruan tinggi, rumah sakit, perwakilan pemerintah, perwakilan dagang, perkumpulan olah raga dan lain sebagainya, lainnya sebagai proses pengorganisasian pengalokasian dan penugasan para anggotanya untuk mencapai tujuan yang efektif. Dalam bab ini akan dibahas mengenai organisasi, wewenang delegasi, koordinasi, dan tentang manajemen, serta penyusunan personalia.
B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan dari judul di atas maka muncul beberapa masalah yaitu:
  1. Bagaimanakah cara menajemen organisasi?
  2. Apakah semua organisasi dapat di manajemen?
C.Tujuan Masalah
            Berdasarkan dari rumusan masalah maka dirumuskan tujuan sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui cara manajemen organisasi.
  2. Untuk mengetahui semua organisasi dapat di manajemen.


BAB II
PEMBAHASAN
  1. . Definisi Organisasi (Organization)
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern. Dua aspek utama dalam organisasi yaitu departementasi dan pembagian kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian.  James D. Mooney mengatakan “Organisasi yaitu bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama, ” sedangkan Chester I. Bernard memberikan pengertian organisasi yaitu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan. Jadi organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut:
  1. Organisasi dalam arti badan yaitu kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
  2. Organisasi dalam arti bagan yaitu gambaran skematis tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi yaitu:
  1. Adanya tujuan bersama.
  2. Adanya kerja sama dua orang atau lebih.
  3. Adanya pembagian tugas.
  4. Adanya kehendak untuk bekerja sama.
  1. Struktur Organisasi
Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi di olah. Struktur ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan strutuk organisasi yaitu:
  1. Strategi organisasi pencapaian tujuan.
  2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk struktur organisasi.
  3. Kemampuan dan cara berfikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
  4. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
Unsur-unsur struktur organiasi terdiri dari:
  1. Spesialisasi kegiatan
  2. Koordinasi kegiatan
  3. Standarisasi kegiatan
  4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
  5. Ukuran satuan kerja
  1. Bentuk-bentuk Organisasi
            Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerjasama.
Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu:
  1. Pembagian kerja.
  2. Rantai perintah
  3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
  4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
  5. Tingkatan manajemen.
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat digambarkan sebagai berikut:
  1. Bentuk pyramidal
  2. Bentuk vertical
  3. Bentuk Horisontal
  4. Bentuk melingkar
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas:
1.Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Hendry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikanya:
  1. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
  2. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan lansung dengan bawahan.
  3. Proses pengambilan keputusan cepat.
  4. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
  5. Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya:
  1. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan  tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
  2. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
  3. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Organisasi Garis dan Staf
            Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
Kebaikannya:
  1. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan perusahaan.
  2. Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adanya staf ahli.
  3. Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan menjadi suatu spesialisasi.
  4. Prinsip penempatan orang tepat pada posisi yang teapat pula.
  5. Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang di ajak berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam satu tangan.
  6. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
  7. Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya:
  1. Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
  2. Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
  3. Kesatuan komando berkurang.
  4. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan tugas.
3. Organisasi Fungsional
            Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya:
  1. Pembidangan tugas menjadi jelas.
  2. Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
  3. Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
  4. Koordinasi berjalan lancer dan tertib.
Kelemahanya:
  1. Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi  sendiri saja.
  2. Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
  3. Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama sehingga sering timbul konflik.
4. Organisasi Panitia
            Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya:
  1. Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dala pembahasan yang dalam dan terperinci.
  2. Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
  3. Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya:
  1. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat pelaksanaan tugas.
  2. Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
  3. Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karea factor kreatifitas lebih dipentingkan.
  1. Organisasi Formal dan Informal
            Ragam arti organisasi banyak sekali sperti organisasi statis, organisasi dinamis, organisasi formal, organisasi informal, organisasi tunggal, organisasi jamak, organisasi daerah, organisasi regional, organisasi negara, organisasi internasional dan lain sebagainya. Ada beberapa saja yang akan dibahas di sini, yaitu:
Organisasi Dinamis:
            Yaitu kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organisasi, mengadakan depatementasi dan menetapkan wewenang, tugas dan tanggung jawab.
Organisasi formal: yaitu sistem kerjasama yang dilakukan  oleh dua orang atau lebih yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara rasional.
Organisasi Informal:
            Yaitu kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang tidak dikoordinir untuk mencapai tujuan yang disadari tapi akhirnya mempuyai tujuan bersama, dimana kedudukan dan fungsi-fungsi yang dilakukan tampak kabur.
  1. Departementasi (Departementation)
            Efisiensi kerja tergantung kepada keberhasilan intergrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi. Macam bentuk departemtasi yaitu:
1. Departementasi Fungsional
            Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departemantasi.
Kebaikannya:
  1. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
  2. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi  
  3. Memusatkan keahlian organisasi
  4. Memungkinkan pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
Kelemahannya:
  1. Menciptakan konflik antar fungsi
  2. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
  3. Umpan balik yang lambat
  4. Memusatkan pada kepentingan tugasnya
  5. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
2. Departemen Devisional
            Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap devisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
a. Struktur Organisasi divisional atas dasar produk
            Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur Organisasi divisional atas dasar wilayah.
            Pengelompokkan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur Organisasi divisional atas dasar langganan
            pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokkan penjualan, pelayanan.
Ø  Koordinasi (Coordination)
            Untuk melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen. Koordinasi didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
1. Pedoman Koordinasi:
a.  Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengedalian guna menghindari tiap bagian, ingat bahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dan keinginan yang berbeda.
b. Koordinasi harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menujukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi.
c.  Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
d. Koordinasi harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan ujud saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindari saling tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.
2. Kebaikan dan hambatan koordinasi yang efektif
Kebaikan:
  1. Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adanya keseimbangan antar bagian.
  2. Tiap bagian akan memperoleh informasi yang jelas dalam partisipasi pencapaian tujuan dan tahu peranannya masing-masing sehingga dapat memberikan saran dan komentar terhadap kemungkinan ketidak serasian antar bagian.
  3. Skedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
Kelemahannya:
  1. Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
  2. Perbedaan dalam orientasi waktu.
  3. Perbedaan orientasi antar pribadi
  4. Perbedaan dalam formalitas struktur
3. Pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif.
  1. menggunakan pendekatan teknik-teknik dasar manajemen yang berupa hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai dasar bertindak.
  2. Meningkatkan koordinasi potensial bila tiap bagian saling tergantung satu dengan lainnya serta lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat ditingkatkan dengan melalui dua cara, yaitu:
1.      Sistem informasi vertikal, penyaluran data-data melalui tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam atau di luar lantai perintah.
2.      Hubungan lateral (horizontal), dengan membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan di buat pada tingkat dimana informasi diperlukan. Ada beberapa hubungan lateral:
a.       Hubungan langsung
b.      Hubungan kelompok langsung
c.       Hubungan silang
  1. Rentang Manajemen (Span of Control)
            Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Pengertian rentang manajemen dapat bermacam-macam ada yang mengatakan span of control, span of authority, span of attention atau span of supervition.
            Berapa sebenarnya bawahan seorang manajer dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien. Disini belum ada ketentuan yang pasti berapa seharusnya bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik. Ada dua alasan mengapa penentuan rentang yang baik dan tepat. Pertama rentang manajemen mempengaruhi penggunaan efisiensi dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dan bawhan mereka. Kedua, adanya hubungan antara berbentuk “tall” sedang rentang manajemen yang melebar akan membentuk struktur organisasi “flat” yang berarti tingkatan manajemen semakin sedikit.
1. Wewenang (Authority)
            Wewenang merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang yang bersifat informal, untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi.
            Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai T. Hani Handoko membagi wewenang dalam sumber, yaitu teori formal (pandangan klasik) dan teori penerimaan. Wewenang formal merupakan wewenang pemberian atasu pelimpahan dari orang lain. Wewenang ini berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan secara hokum diturunkan dari tingkat ke tingkat. Berdasarkan teori penerimaan (acceptance theory of authority) wewenang timbul hanya bila hal diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan dan ini tidak tergantung pada penerima (reciver).
Chester Bamard mengatakan bahwa seseorang bersedia menerima komunikasi yang bersifat kewenangan bila memenuhi:
  1. Memahami komunikasi tersebut
  2. Tidak menyimpang dari tujuan organisasi
  3. Tidak bertentangan dengan kepentingan pribadi
  4. Mampu secara mental dan phisik untuk mengikutinya.
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat ditaati 0oleh bawahan maka diperlukan adanya:
1.    kekuasaan (power) yaitu kemampuan untuk melakukan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi dua yaitu:
a.       Kekuasaan posisi (Position Power) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
b.      Kekuasaan pribadi (personal power) berasal dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada pimpinan.
Menurut sumbernya wewenang dibagi menjadi:
1.      Kekuasaan balas jasa (reward power)berupa uang, suaka, perkembagan karier dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
2.      Kekuasaan paksaan (Coercive power) berasal dari apa yang dirasakan oleh seseorang bahwa hukuman (dipecat, ditegur, dan sebagainya) akan diterima bila tidak melakukan perintah,
3.      Kekuasaan sah (legitimate power) berkembang dari nilai-nilai intern karena seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.
4.      Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power) berasal dari pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
5.      Kekuasaan panutan (referent power) didasarkan atas identifikasi orang dengan pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.
6.      Kekuasaan ahli (expert Power) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dlam bidangnya.
2.      Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab (responsibility) yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kekebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan di ambil.
3.      Pengaruh (influence) yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan oran yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.
Ø  Lini dan Staf
            Staf tugasnya memberi layanan dan nasehat kepada manajer dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Staf di dalam melaksanakan fungsinya tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama perusahaan atau organisasi. Tugas yang dilakukan oleh ini merupakan tugas-tugas pokok dari suatu organisasi atau perusahaan. Dalam pengetatan yang harus dibuat oleh organisasi dalam saat yang kritis ditentukan oleh pilihan terhadap departemen lini atau staff ini tergantung dari situasi yang dihadapi.
            Kualisifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai staff yaitu dengan menganalisa melalui metode kuesioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi yang harus dipengaruhi oleh staf yaitu:
  1. Pengetahuan yang luas tempat dimana dia bekerja.
  2. Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
  3. Punya semangat kerja sama yang ramah.
  4. Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
  5. Kesederhanaan.
  6. Kemauan baik dan optimis.
Kualifikasi  utama yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang tinggi. Konsekkuensi organisasi yang menggunakan staf yaitu menambah biaya administrasi struktur organisasi menjadi komplek dan kekuasaan, tanggung jawab serta akuntabilitas.
Wewenang lini (Lini Authority) yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dlam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
Wewenang Staf (Staff Authority) yaitu hak para staf atau spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi konsultasi pada personalia lini. Hal yang perlu diperintahkan dalam mendelegasikan suatu kegiatan kepada orang yang ditunjuk yaitu:
  1. Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan.
  2. Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang yang ditunjuk.
  3. Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan agar tercapainya tujuan.
  4. Menerima hasil pertanggung jawaban bawahan atas kegiatan yang dilimpahkan.
Ø  Sentralisasi dan Desentralisasi
            Sentralisasi berarti ada pemutusan dalam pendelegasian wewenang pada tingkat atas, sedangkan desentralisasi berhubungan dengan sampai dimana manajer melimpahkan wewenangnya kepada bawahan, apakah hanya samapai kepada bagian, kepala devisi atau kepala cabang dan lain sebagainya.
            Ternyata dengan desentraslisasi tugas dan wewenang semua kegiatan dimonitor secara cepat dan tepat. Ada faktor yang mempengaruhi derajat desntralisasi yaitu:
  1. Filsafat manajemen
  2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
  3. Strategi dan lingkungan organisasi
  4. Penyebaran geografis organisasi
  5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
  6. Keanekaragaman produk dan jasa.
  7. Karakteristik organisasi lainnya.
  8. Kualitas manajer.
Ø  Penyusun Personalia (Staffing)
Proses Penyusunan Personalia
Fungsi ini dilaksanakan dalam dua tipe lingkungan, yaitu lingkungan eksternal yaitu semua factor di laur organisasi yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi organisasi dan lingkungan internal yaitu semua factor di dalam organisasi.
Proses penyusunan personalia terdiri atas :
  1. Perencanaan Sumber daya Manusia
  2. Penarikan tenaga Kerja
  3. Penyeleksian tenaga kerja
  4. Pengenalan dan orientasi organisasi
  5. Latihan dan pengembangan karyawan
  6. Penialaian pelaksanaan kerja karyawan.
  7. Pemberian balas jasa dan penghargaan.
  8. Perencanaan dan pengembangan karier.







BAB III
PENUTUP
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern. Dua aspek utama dalam organisasi yaitu departementasi dan pembagian kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian.
Unsur-unsur struktur organiasi terdiri dari:
  1. Spesialisasi kegiatan
  2. Koordinasi kegiatan
  3. Standarisasi kegiatan
  4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
  5. Ukuran satuan kerja
Kualifikasi  utama yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang tinggi. Konsekkuensi organisasi yang menggunakan staf yaitu menambah biaya administrasi struktur organisasi menjadi komplek dan kekuasaan, tanggung jawab serta akuntabilitas.





DAFTAR  PUSTAKA
Etzioni, Amitai. 1985. ”Organisasi-Organisasi Modern”. Terjemahan Suryatim. Jakarta, UI Press.
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,2005
Sutarto. 2002. “Dasar-Dasar Organisasi”. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Syamsi, Ibnu. 1994. “Pokok-Pokok Organisasi & Manajemen”. Jakarta, Reneka Cipta.
Sutopo,Administrasi Manajemen dan Organisasi,Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia,1999