MANAJEMEN ORGANISASI
Di ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata
Kuliah Manajemen
Organisasi Jurusan Tarbiyah Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI )
Semester IV
Oleh
Haridas
08.3T.0101
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
WATAMPONE
2010
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGATAR…………..……………………………………………..………..i
DAFTAR ISI………………….………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….1
A. Latar Belakang………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..1
C. Tujuan Masalah……………………………………………………….1
BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………………………….2
A. Defenisi Organisasi…..…….………………………………………….2
B. Stuktur
Organisasi…..………………………………………………..3
C. Bentuk-bentuk Organisasi...…………………………………………..3
D. Organisasi formal dan
Informal…………………………………….....8
E. Departementasi………………………………………………………..8
F. Rentang Manajemen…………………………………………………12
BAB
III PENUTUP…………………………………………………………………13
A. Kesimpulan ………………………………………………………….13
B. Saran ………………………………………………………………...13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banyak bentuk organisasi di masyarakat, misalnya negara,
partai politik, perkumpulan masyarakat, bahkan bentuk organisasi yang paling
kecil yaitu keluarga dan lain sebagainya. Kata organisasi mempunyai dua
pengertian umum, yaitu sebagai suatu lembaga atau fungsional, seperti perguruan
tinggi, rumah sakit, perwakilan pemerintah, perwakilan dagang, perkumpulan olah
raga dan lain sebagainya, lainnya sebagai proses pengorganisasian pengalokasian
dan penugasan para anggotanya untuk mencapai tujuan yang efektif. Dalam bab ini
akan dibahas mengenai organisasi, wewenang delegasi, koordinasi, dan tentang
manajemen, serta penyusunan personalia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
dari judul di atas maka muncul beberapa masalah yaitu:
- Bagaimanakah cara menajemen organisasi?
- Apakah semua organisasi dapat di manajemen?
C.Tujuan Masalah
Berdasarkan
dari rumusan masalah maka dirumuskan tujuan sebagai berikut :
- Untuk mengetahui cara manajemen organisasi.
- Untuk mengetahui semua organisasi dapat di manajemen.
BAB
II
PEMBAHASAN
- . Definisi Organisasi (Organization)
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan
anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern
maupun ekstern. Dua aspek utama dalam organisasi yaitu departementasi dan
pembagian kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian. James D. Mooney mengatakan “Organisasi yaitu
bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama, ” sedangkan
Chester I. Bernard memberikan pengertian organisasi yaitu system aktivitas
kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Organisasi merupakan proses
untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi
tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan. Jadi
organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut:
- Organisasi dalam arti badan yaitu kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
- Organisasi dalam arti bagan yaitu gambaran skematis tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Unsur-unsur
dasar yang membentuk organisasi yaitu:
- Adanya tujuan bersama.
- Adanya kerja sama dua orang atau lebih.
- Adanya pembagian tugas.
- Adanya kehendak untuk bekerja sama.
- Struktur Organisasi
Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal
organisasi di olah. Struktur ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja,
standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan
keputusan dan ukuran satuan kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan strutuk
organisasi yaitu:
- Strategi organisasi pencapaian tujuan.
- Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk struktur organisasi.
- Kemampuan dan cara berfikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
- Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
Unsur-unsur struktur organiasi terdiri dari:
- Spesialisasi kegiatan
- Koordinasi kegiatan
- Standarisasi kegiatan
- Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
- Ukuran satuan kerja
- Bentuk-bentuk Organisasi
Bagan
organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang
menunjukkan hubungan kerjasama.
Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur
organisasi, yaitu:
- Pembagian kerja.
- Rantai perintah
- Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
- Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
- Tingkatan manajemen.
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi
menurut Henry G. Hodges dapat digambarkan sebagai berikut:
- Bentuk pyramidal
- Bentuk vertical
- Bentuk Horisontal
- Bentuk melingkar
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas:
1.Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana,
diciptakan oleh Hendry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu
organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta
spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikanya:
- Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
- Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan lansung dengan bawahan.
- Proses pengambilan keputusan cepat.
- Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
- Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya:
- Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
- Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
- Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Organisasi Garis dan Staf
Dianut
oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang
beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang
ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang
kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
Kebaikannya:
- Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan perusahaan.
- Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adanya staf ahli.
- Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan menjadi suatu spesialisasi.
- Prinsip penempatan orang tepat pada posisi yang teapat pula.
- Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang di ajak berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam satu tangan.
- Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
- Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya:
- Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
- Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
- Kesatuan komando berkurang.
- Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan tugas.
3. Organisasi Fungsional
Organisasi
yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi ini dipakai pada
perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya:
- Pembidangan tugas menjadi jelas.
- Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
- Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
- Koordinasi berjalan lancer dan tertib.
Kelemahanya:
- Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja.
- Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
- Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama sehingga sering timbul konflik.
4. Organisasi Panitia
Organisasi
dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka
selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya:
- Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dala pembahasan yang dalam dan terperinci.
- Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
- Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya:
- Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat pelaksanaan tugas.
- Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
- Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karea factor kreatifitas lebih dipentingkan.
- Organisasi Formal dan Informal
Ragam
arti organisasi banyak sekali sperti organisasi statis, organisasi dinamis,
organisasi formal, organisasi informal, organisasi tunggal, organisasi jamak,
organisasi daerah, organisasi regional, organisasi negara, organisasi
internasional dan lain sebagainya. Ada beberapa saja yang akan dibahas di sini,
yaitu:
Organisasi Dinamis:
Yaitu
kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organisasi,
mengadakan depatementasi dan menetapkan wewenang, tugas dan tanggung jawab.
Organisasi formal: yaitu sistem kerjasama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara rasional.
Organisasi Informal:
Yaitu
kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang tidak dikoordinir untuk
mencapai tujuan yang disadari tapi akhirnya mempuyai tujuan bersama, dimana
kedudukan dan fungsi-fungsi yang dilakukan tampak kabur.
- Departementasi (Departementation)
Efisiensi
kerja tergantung kepada keberhasilan intergrasi satuan-satuan yang
bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan
dikelompokkan disebutkan departementasi. Macam bentuk departemtasi yaitu:
1. Departementasi Fungsional
Mengelompokkan
fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini
merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departemantasi.
Kebaikannya:
- Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
- Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
- Memusatkan keahlian organisasi
- Memungkinkan pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
Kelemahannya:
- Menciptakan konflik antar fungsi
- Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
- Umpan balik yang lambat
- Memusatkan pada kepentingan tugasnya
- Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
2. Departemen Devisional
Dengan
membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana
tiap devisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
a. Struktur Organisasi divisional atas dasar produk
Setiap
departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur
ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur Organisasi divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan
kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya.
Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran,
transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur Organisasi divisional atas dasar langganan
pengelompokkan
kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan
pengelompokkan penjualan, pelayanan.
Ø Koordinasi (Coordination)
Untuk melihat kemampuan seorang
manajer dalam memimpin dan melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya
jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang
manajemen. Koordinasi didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan
perusahaan dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Koordinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa ini setiap
karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan merugikan
organisasi itu sendiri.
1.
Pedoman Koordinasi:
a. Koordinasi harus terpusat, sehingga ada
unsur pengedalian guna menghindari tiap bagian, ingat bahwa organisasi
merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dan keinginan yang
berbeda.
b. Koordinasi harus
terpadu, keterpaduan pekerjaan menujukkan keadaan yang saling mengisi dan
memberi.
c. Koordinasi harus
berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu
terjadi, selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan
kegiatan sebelumnya.
d. Koordinasi harus
menggunakan pendekatan multi instansional, dengan ujud saling memberikan
informasi yang relevan untuk menghindari saling tumpang tindih tugas yang satu
dengan tugas yang lain.
2. Kebaikan dan hambatan koordinasi yang efektif
Kebaikan:
- Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adanya keseimbangan antar bagian.
- Tiap bagian akan memperoleh informasi yang jelas dalam partisipasi pencapaian tujuan dan tahu peranannya masing-masing sehingga dapat memberikan saran dan komentar terhadap kemungkinan ketidak serasian antar bagian.
- Skedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
Kelemahannya:
- Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
- Perbedaan dalam orientasi waktu.
- Perbedaan orientasi antar pribadi
- Perbedaan dalam formalitas struktur
3. Pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif.
- menggunakan pendekatan teknik-teknik dasar manajemen yang berupa hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai dasar bertindak.
- Meningkatkan koordinasi potensial bila tiap bagian saling tergantung satu dengan lainnya serta lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat ditingkatkan dengan melalui dua cara, yaitu:
1.
Sistem informasi vertikal, penyaluran data-data melalui
tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam atau di luar
lantai perintah.
2. Hubungan lateral
(horizontal), dengan membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan di buat
pada tingkat dimana informasi diperlukan. Ada
beberapa hubungan lateral:
a. Hubungan langsung
b. Hubungan kelompok langsung
c. Hubungan silang
- Rentang Manajemen (Span of Control)
Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan
yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Pengertian
rentang manajemen dapat bermacam-macam ada yang mengatakan span of control, span of authority, span of attention atau span of supervition.
Berapa sebenarnya bawahan seorang manajer dapat
melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien. Disini belum ada ketentuan
yang pasti berapa seharusnya bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya. Bawahan
yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula bawahan yang terlalu sedikit
juga kurang baik. Ada dua alasan mengapa penentuan rentang yang baik dan tepat.
Pertama rentang manajemen mempengaruhi penggunaan efisiensi dari manajer dan
pelaksanaan kerja efektif dan bawhan mereka. Kedua, adanya hubungan antara
berbentuk “tall” sedang rentang manajemen yang melebar akan membentuk struktur
organisasi “flat” yang berarti tingkatan manajemen semakin sedikit.
1. Wewenang (Authority)
Wewenang
merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang
yang bersifat informal, untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan.
Disamping itu wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan,
pengalaman dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan
kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi.
Wewenang
dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai T. Hani Handoko membagi
wewenang dalam sumber, yaitu teori formal (pandangan klasik) dan teori
penerimaan. Wewenang formal merupakan wewenang pemberian atasu pelimpahan dari
orang lain. Wewenang ini berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan
secara hokum diturunkan dari tingkat ke tingkat. Berdasarkan teori penerimaan
(acceptance theory of authority) wewenang timbul hanya bila hal diterima oleh
kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan dan ini tidak
tergantung pada penerima (reciver).
Chester Bamard mengatakan bahwa seseorang bersedia
menerima komunikasi yang bersifat kewenangan bila memenuhi:
- Memahami komunikasi tersebut
- Tidak menyimpang dari tujuan organisasi
- Tidak bertentangan dengan kepentingan pribadi
- Mampu secara mental dan phisik untuk mengikutinya.
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat ditaati
0oleh bawahan maka diperlukan adanya:
1.
kekuasaan (power) yaitu kemampuan untuk melakukan untuk
melakukan hak tersebut, dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan,
menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi dua yaitu:
a.
Kekuasaan posisi (Position Power) yang didapat dari
wewenang formal, besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang
menduduki posisi tersebut.
b.
Kekuasaan pribadi (personal power) berasal dari para
pengikut dan didasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan
merasa terikat pada pimpinan.
Menurut sumbernya wewenang dibagi menjadi:
1.
Kekuasaan balas jasa (reward power)berupa uang, suaka,
perkembagan karier dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah
atau persyaratan lainnya.
2.
Kekuasaan paksaan (Coercive power) berasal dari apa yang
dirasakan oleh seseorang bahwa hukuman (dipecat, ditegur, dan sebagainya) akan
diterima bila tidak melakukan perintah,
3.
Kekuasaan sah (legitimate power) berkembang dari
nilai-nilai intern karena seseorang tersebut telah diangkat sebagai
pemimpinnya.
4.
Kekuasaan pengendalian informasi (control of information
power) berasal dari pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan
dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
5.
Kekuasaan panutan (referent power) didasarkan atas
identifikasi orang dengan pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.
6.
Kekuasaan ahli (expert Power) yaitu keahlian atau ilmu
pengetahuan seseorang dlam bidangnya.
2.
Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab
(responsibility) yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila
seorang bawahan menerima wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan
pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya.
Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan
besarnya tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kekebebasan dalam
menentukan keputusan-keputusan yang akan di ambil.
3.
Pengaruh (influence) yaitu transaksi dimana seseorang
dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan
oran yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan
dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi
yang lebih baik.
Ø Lini dan Staf
Staf
tugasnya memberi layanan dan nasehat kepada manajer dalam pelaksanaan suatu
kegiatan. Staf di dalam melaksanakan fungsinya tidak secara langsung terlibat
dalam kegiatan utama perusahaan atau organisasi. Tugas yang dilakukan oleh ini
merupakan tugas-tugas pokok dari suatu organisasi atau perusahaan. Dalam
pengetatan yang harus dibuat oleh organisasi dalam saat yang kritis ditentukan
oleh pilihan terhadap departemen lini atau staff ini tergantung dari situasi
yang dihadapi.
Kualisifikasi
yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai staff yaitu dengan
menganalisa melalui metode kuesioner, metode observasi, metode wawancara atau
dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi
yang harus dipengaruhi oleh staf yaitu:
- Pengetahuan yang luas tempat dimana dia bekerja.
- Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
- Punya semangat kerja sama yang ramah.
- Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
- Kesederhanaan.
- Kemauan baik dan optimis.
Kualifikasi utama
yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang tinggi.
Konsekkuensi organisasi yang menggunakan staf yaitu menambah biaya administrasi
struktur organisasi menjadi komplek dan kekuasaan, tanggung jawab serta
akuntabilitas.
Wewenang lini (Lini Authority) yaitu atasan langsung
memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dlam wewenang perintah dan tercermin
sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan
organisasi.
Wewenang Staf (Staff Authority) yaitu hak para staf atau
spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi konsultasi pada personalia
lini. Hal yang perlu diperintahkan dalam mendelegasikan suatu kegiatan kepada
orang yang ditunjuk yaitu:
- Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan.
- Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang yang ditunjuk.
- Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan agar tercapainya tujuan.
- Menerima hasil pertanggung jawaban bawahan atas kegiatan yang dilimpahkan.
Ø Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi berarti ada pemutusan
dalam pendelegasian wewenang pada tingkat atas, sedangkan desentralisasi
berhubungan dengan sampai dimana manajer melimpahkan wewenangnya kepada
bawahan, apakah hanya samapai kepada bagian, kepala devisi atau kepala cabang
dan lain sebagainya.
Ternyata dengan desentraslisasi tugas dan wewenang semua
kegiatan dimonitor secara cepat dan tepat. Ada
faktor yang mempengaruhi derajat desntralisasi yaitu:
- Filsafat manajemen
- Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
- Strategi dan lingkungan organisasi
- Penyebaran geografis organisasi
- Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
- Keanekaragaman produk dan jasa.
- Karakteristik organisasi lainnya.
- Kualitas manajer.
Ø Penyusun Personalia (Staffing)
Proses
Penyusunan Personalia
Fungsi ini dilaksanakan dalam dua tipe lingkungan, yaitu
lingkungan eksternal yaitu semua factor di laur organisasi yang secara langsung
dan tidak langsung mempengaruhi organisasi dan lingkungan internal yaitu semua
factor di dalam organisasi.
Proses
penyusunan personalia terdiri atas :
- Perencanaan Sumber daya Manusia
- Penarikan tenaga Kerja
- Penyeleksian tenaga kerja
- Pengenalan dan orientasi organisasi
- Latihan dan pengembangan karyawan
- Penialaian pelaksanaan kerja karyawan.
- Pemberian balas jasa dan penghargaan.
- Perencanaan dan pengembangan karier.
BAB
III
PENUTUP
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan
anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern
maupun ekstern. Dua aspek utama dalam organisasi yaitu departementasi dan pembagian
kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian.
Unsur-unsur struktur organiasi terdiri dari:
- Spesialisasi kegiatan
- Koordinasi kegiatan
- Standarisasi kegiatan
- Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
- Ukuran satuan kerja
Kualifikasi utama
yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang tinggi.
Konsekkuensi organisasi yang menggunakan staf yaitu menambah biaya administrasi
struktur organisasi menjadi komplek dan kekuasaan, tanggung jawab serta
akuntabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Etzioni, Amitai. 1985. ”Organisasi-Organisasi
Modern”. Terjemahan Suryatim. Jakarta, UI Press.
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,2005
Sutarto. 2002. “Dasar-Dasar Organisasi”. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Syamsi, Ibnu. 1994. “Pokok-Pokok
Organisasi & Manajemen”. Jakarta, Reneka Cipta.
Sutopo,Administrasi Manajemen dan
Organisasi,Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia,1999