Jumat, 01 Maret 2013

Penempatan guru dan mutasi pimpinan sekolah



Penempatan guru dan mutasi pimpinan sekolah






Makalah ini  disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
supervisi pendidikan, stain watampone pada jurusan
 tarbiyah prodi MPI semister VI


OLEH

Haridas

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMNEGERI
(STAIN) WATAMPONE
2010





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di negara kita Indonesia, sejak zaman penjajahan Belanda hingga zaman kemerdekaan sampai sekarang, maka kewajiban dan tanggung jawab para pemimpin pendidikan pada umumnya dan kepala sekolah khususnya mengalami perkembangan dan perubahan (M.Ngalim Purwanto, 1999:74). Adanya perubahan dalam tujuan pendidikan, mengubah pula scope atau luasnya tanggung jawab yang harus dipikul dan dilaksanakan oleh para pemimpin pendidikan dalam hal ini kepala sekolah.
Tugas dan kewajiban kepala sekolah, di samping mengatur jalannya proses belajar mengajar di sekolah, juga berperan untuk  meningkatkan prestasi belajar siswanya. Sebagai contoh, bahwa terwujudnya prestasi siswa dalam suatu sekolah sangat ditunjang oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah berperan di samping sebagai manager atas guru-guru bidang studi dan para staf di sekolahnya, juga bertugas untuk menyediakan sarana dan prasarana belajar para siswanya.
Peranan kepala sekolah terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana belajar sangat menentukan peningkatan prestasi belajar siswanya. Hal ini dapat dilihat pada peranan kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam usaha memajukan siswa dan menanggulangi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam belajar baik yang bersifat material seperti perbaikan gedung sekolah, penambahan ruang, alat-alat perlengkapan, dan sebagainya maupun yang bersifat inmaterial khususnya yang berkenaan dengan kelancaran proses belajar mengajar siswa. Kesemuanya itu merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam rangka mengkoordinir guru-guru guna meningkatkan prestasi belajar siswanya. Sedangkan yang bersifat material kepala sekolah harus menjalin hubungan kerjasama dengan pihak yang bertanggung jawab dengan program pengadaan sarana belajar dalam hal ini pemerintah.

B. Rumusan Masalah

  Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka berikut ini dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, yakni:
-      Bagaimana hubungan timbal balik antara kepala sekolah dengan guru-guru di Sekolah dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB II
PEMBAHASAN

Di antara pemimpin-pemimpin pendidikan yang bermacam-macam jenis dan tingkatannya, kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting kalau tidak dapat dikatakan terpenting. Di katakan sangat penting karena lebih dekat dan langsung berhubungan dengan pelaksanaan program pendidikan tiap-tiap sekolah. Dapat dilaksanakan atau tidaknya suatu program pendidikan dan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan itu, sangat bergantung pada kecakapan atau kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan.
Seorang kepala sekolah menduduki jabatannya karena ditetapkan dan diangkat oleh atasan yakni Kepala Kantor dan Yayasan bagi sekolah di bawah naungan yayasan. Tetapi untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar ia perlu diterima dengan tulus ikhlas oleh guru-guru yang dipimpinnya.
Kedudukan kepala sekolah menurut Soewadji Lazaruth (1994) mengemukakan bahwa kedudukan yang cukup sulit. Pada satu pihak ia adalah orang atasan karena ia diangkat oleh atasan, tetapi pada lain pihak ia adalah wakil guru-guru atau stafnya. Ia adalah suara dan keinginan guru-guru. Sebagai seorang atasan, ia bertanggung jawab sebagai tangan kanan atasan untuk membina sekolah, guru-guru serta anggota staf yang lain. Dan sebagai wakil guru-guru ia harus menerjemahkan aspirasi-aspirasi dan keinginan-keinginan mereka. Jadi posisi dan kedudukan kepala sekolah pada hakikatnya adalah “kedudukan tengah” antara atasan dan staf.
Dalam kedudukannya yang demikian itu, kepala sekolah mengembangkan tugas pokoknya yaitu membina atau mengembangkan sekolahnya secara terus-menerus sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman.
Untuk menjalankan tugas sebagai kepala sekolah yang baik diperlukan seseorang yang memiliki jiwa nasional dan memiliki filsafat hidup yang sesuai dengan filsafat dan dasar negara. Untuk melaksanakan tugasnya sebagai kepala sekolah memiliki peranan sebagai administrator, dan sebagai supervisor, (M.Ngalim Purwanto, 2000: 106).
Dalam usaha meningkatkan mutu sekolah dan kualitas peserta didiknya pada khususnya, seorang kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolah, baik berupa gedung, perlengkapan/peralatan, keuangan, sistem pencatatan/pendataan, kesejahteraan dan lain-lain yang semuanya ini tercakup dalam bidang administrasi pendidikan. Dalam hal yang demikian ini maka kepala sekolah berperan sebagai administrator.
Sedangkan usaha peningkatan kualitas dapat pula dilakukan dengan cara meningkatkan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah, misalnya melalui rapa-rapat, diskusi, seminar, observasi kelas, penataran, perpustakaan dan sebagainya, termasuk memberikan izin stafnya atau guru-guru untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kegiatan-kegiatan yang demikian ini dapat digolongkan pada kegiatan supervisi. Oleh karena itu dapatkan dikatakan bahwa peranan kepala sekolah adalah juga berperan sebagai supervisor.
Dari keterangan singkat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peranan kepala sekolah adalah berperan sebagai administrator dan supervisor pendidikan.
Peningkatan dalam bidang administrasi dan supervisi saja belum merupakan jaminan akan keberhasilan peningkatan mutu prestasi siswa di sekolah. Peningkatan mutu hanya dapat berjalan dengan baik apabila guru-guru bersikap terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Semua ini hanya dapat terjadi apabila mereka berada dalam suatu suasana kerja yang menyenangkan, aman dan menantang.      

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan kami diatas dapat dipahami bahwa penunjang pendidikan bukan hanya satu wadah saja yang memiliki tanggumg jawab yang sangat dibebankan, malainkan dari hal ini melihat peranan guru dan pimpinan sekolah masing-masing memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan guna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
B.     Saran
Pembaca yang budiman keritikan dan saran sangat kami butuhkan dalam dalam proses yang sedang kami tempuh ini guna untuk dijadikan sebagai acuan untuk menjadi orang yang lebih baik, terlebih dari dunia pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1992. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Arifin Abdurrahman, Prof.Dr.,H., Teori Pengembangan dan Filosofi Kepemimpinan Kerja, Bhratara, th. 1971, Jakarta
Arikunto. Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1991. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru.
_______., 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Haryanto, Samsi. (1994). Pengantar Teori Pengukuran Kepribadian, Surakarta: Sebelas Maret Universitas Press.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar